Microteaching



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
      Kualitas guru merupakan persoalan penting dalam dunia pendidikan. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah, misalnya dengan penataran, pembekalan, seminar, diskusi yang intinya bertujuan meningkatkan kualitas guru. Pembelajaran mikro merupakan salah satu mata kuliah latihan mengajar dalam bentuk kecil untuk mengembangkan keterampilan mengajar calon guru.
B. Pengertian
      Micro berarti kecil, terbatas, sempit ;Teaching berarti mengajar. Dengan demikian, ciri khas daripada microteaching adalah sesuai dengan sebutannya, yaitu kondisi serta situasinya disederhanakan atau di’’micro”kan.     
C. Tujuan dan Manfaat
Secara khusus tujuan pembelajaran mikro adalah:
1. Menganalisis tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan diri sendiri
2. melaksanakan keterampilan khusus dalam mengajar
3. Mempraktekkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat
4. Menanamkan sikap profesional keguruan
5. Menanamkan rasa percaya diri dan sifat terbuka dari kritik orang lain
Manfaat pembelajaran mikro :
1. Mahasiswa menjadi peka terhadap fenomena yang terjadi didalam proses pembelajaran
2. Mahasiswa dapat melakukan refleksi diri atas kompetensinya dalam mengajar
3. Mahasiswa menjadi lebih mengenal dan memahami kompetensi guru
4. Mahasiswa menjadi lebih siap untuk melakukan kegiatan praktik pembelajaran di sekolah


D. Fungsi
Pembelajaran mikro berfungsi agar :
a. Mahsiswa calon guru memperoleh umpan balik atas penampilannya dalam pembelajaran
b. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggali potensi diri sebagai calon guru
E. Asumsi yang Mendasari Pengajaran Microteaching
1. Menguasai lebih dahulu komponen kegiatan mengajar akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara keseluruhan
2. Menyederhanakan situasi maka perhatian dapat ditujukan sepenuhnya kepada pembinaan keterampilan tertentu
3. Menyederhanak situasi latihan maka lebih dimungkinkan untuk mengadakan observasi yang lebih seksama dengan pencatauan yang lebih teliti












BAB II
KEDUDUKAN PENGAJARAN MICROTEACHING DAN SUPERVISOR DALAM RUANG LINGKUP PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

A. Kedudukan Pengajaran Microteaching dalam PPL
            Pengajaran microteaching merupakan bagian dari program pengalaman lapangan. Program pembelajaran dikembangkan untuk menimbulkan dan membina keterampilan-keterampilan dasar dari calon guru dalam menghadapi kelas.

B. Peran Supervisor dalam Pengajaran Microteaching
       Peran Supervisor baik dosen pembimbing maupun guru pamong merupakan salah satu unsur penting dalam setiap latihan praktek mengajar. Dalam latihan proses belajar mengajar, supervisor bukan hanya berfungsi membantu guru untuk mencapai tujuan latihan, tetapi juga harus mengadakan evaluasi tentang efisien dan efektivitas dari program latihan secara keseluruhan. Terdapat tiga strategi yang dapat ditempuh dalam pembimbingan latihan praktek mengajar termasuk pengajaran microteaching, seperti dikatakan MAIRE, yakni Tell, Listen and Tell, dan Listen. Ketiga Strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Strategi Tell merupakan strategi yang agak otoritatif, karena peranan supervisor terutama memberitahu kepada calon guru tentang hal-hal yang menurut pendapatnya masih kurang/lemah.
2. Strategi Listen and Tell merupakan strategi yang direktif non otoritatif, karena supervisor mendorong calon guru untuk menganalisa dirinya. Kemudian membantu calon guru untuk mencari dan menemukan cara memperbaiki yang masih kurang.
3. Strategi Listen merupakan strategi yang non direktif karena supervisor akan lebih banyak menjadi pendengan saja tanpa mencoba mempengaruhi calon tersebut.






BAB III
JENIS-JENIS KETERAMPILAN MENGAJAR DAN TEKNIS PEMBELAJARANNYA

A. Jenis-Jenis Keterampilan Mengajar
Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru atau calon guru sangatlah beraneka ragam jenisnya. Namun dalam pengajaran microteaching, sesuai dengan jumlah satuan kredit semester (SKS). Jenis keterampilan yang dapat dilatihkan masih terbatas pada delapan jenis keterampilan.

B. Keterampilan Bertanya
Bertanya adalah bahasa verbal untuk meminta respon siswa baik berupa pengetahuan, pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi siswa yang terdestruc oleh berbagai kondisi selama KBM berlangsung.
Keterampilan bertanya di bedakan atas :
1.      Keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
2.      Keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

C. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Adapun komponen yang dimaksud yakni:
a.       Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
b.      Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan efektivitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.

D. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
a.       Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi: penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), variasi gerakan badan mimik, variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
b.      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain: variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
c.       Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

E. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan dasar mengajar menjelaskan ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu:
1.      Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
2.      Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

F. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha atau kegaiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarinya.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :
1)   Menarik perhatian siswa banyak cara yang dapat digunakan, seperti memvariasikan gaya mengajar menggunakan atau alat bantu pelajaran, pola interaksi yang bervariasi.
2)   Menimbulkan motivasi dengan cara menunjukkan kehangatan dan antusias, menimbulkan rasa ingin tahu murid, mengemukakan ide yang bertentangan, atau memperthatikan minat siswa.
3)   Memberi acuan melalui berbagai usaha seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang perlu dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas ataupun mnegajukan pertanyaan-pertanyaan.
4)   Membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

b. Menutup Pelajaran
Kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi penegasan, rangkuman dan pemberian balikan atas respon siswa. Keterampilan ini terdiri atas komponen berikut :
1)   Meninjau kembali penguasaan int pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
2)   Mengevaluasi, bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru yaitu mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situs lain, mengekspresikan pendapat murid sendiri, ataupun memberikan soal-soal tertulis.

G. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
       Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang diinformasikan dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.
Ada beberapa keterampilan yang harus diperhatikan guru dalam komponen beberapa keterampilan membimbing diskusi.
1)        Merumuskan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2)        Memperluas masalah
3)        Menganalisis pandangan siswa 
4)        Meningkatkan cara berpikir
5)        Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6)        Menutup diskusi
a.        Membuat rangkuman hasil diskusi dengan para siswa.
b.       Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang akan datang.

H. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Jadi pengelolaan kelas yaitu kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Ada beberapa prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas, yaitu :
1.      Kehangatan dan Kenatusiasan
            Kehangatan dan antusias guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang      menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar mengajar yang      optimal.
2.      Tantangan
            Penggunaan kata-kata atau bahan yang mennatang akan meningkatkan gairah siswa untuk             belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.      Bervariasi
            Penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar mengajar yang bervariasi   merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.      Keluwesan
            Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah         kemungkinan munculnya gangguan serta menciptakan iklim belajar mengajar yang            efektif.
5.      Penekanan pada hal-hal yang positif
            Pada dasarnya, didalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang       positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
6.      Menanamkan disiplin diri
            Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan      kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri  sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.


I. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar anatar 3-8 orang untuk kelompok kecil dan seorang untuk perseorangan. Ini tidak berarti bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Beberapa komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan, yaitu :
a.    Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
a)   Menunjukkan kehangatan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam kelompok maupun perorangan.
b)   Mendengarkan secara simpati ide-ide yang dikemukakan oleh siswa dan  dengan memberikan respon positif terhadap pemikiran siswa.
c)   Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa
d)  Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan terbuka
e)  Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman penuh pemahaman dan dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
b.   Keterampilan mengorganisasi
a)   Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang akan dilakukan
b)   Memvariasikan kegiatan yang mencakup penyelidikan ruangan/peralatan dan cara melaksanakannya
c)   Membentuk kelompok yang tepat
d)  Mengkoordinasikan kegiatan
e)   Membagi perhatian kepada bergabagai tugas dan kebutuhan siswa
f)    Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai oleh siswa
c.    Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
a)   Memberikan penguasaan yang merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju
b)   Mengembangkan supervisi proses awal yakni sikap tanggap guru terhadap siswa baik individu maupun kelompok yang memungkinkan guru mengetahui apakah sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
c)   Mengadakan supervisi pemanduan yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penyiapan rangkuman dan pemantapan sehingga siswa saling belajar dan memperoleh wawasan yang menyeluruh.
d.   Keterampilan merencanakan dan melaksanakan
a)   Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
b)   Merencanakan kegiatan-kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah kerja, waktu serta kondisi belajar.
c)   Bertindak atau berperan sebagai penasehat bagi siswa bila diperlukan.
d)  Membantu siswa menilia pencapaian dan kemajuannya sendiri. Ini berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki dirinya sendiri yang meerupakan kerja sama guru dengan siswa dalam situasi pendidikan yang manusiawi.
















BAB IV
KOMPETENSI PEMBELAJARAN MICROTEACHING

A. Standar Kompetensi Pembelajaran Microteaching
      Standar kompetensi mata kuliah pengajaran microteaching adalah tuntutan minimal kompetensi dasar mengajar yang ditunjukkan oleh kemampuan mendemonstrasikan atau mengaplikasikan kompetensi tersebut dalam proses belajar mengajar berskala kecil/terbatas. Kompetensi dasar mengajar yang dilatihkan dalam pengajran micro terdiri dari atas penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kompetensi dasar mengajar terbatas, dan kompetensi dasar mengajar terpadu.

B. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Pengertian
     Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa : “perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran materi, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.”

2. Komponen RPP
     RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP adalah sebagai berikut:
1.     Identitas mata pelajaran
2.     Kompetensi inti/Standar kompetensi
3.     Kompetensi dasar
4.     Indikator
5.     Tujuan pembelajaran
6.     Materi ajar
7.     Alokasi waktu
8.     Metode pembelajaran
9.     Kegiatan pembelajaran
10.   Penilaian proses dan hasil belajar

3. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
1. Memperhatikan perbedaaan individu peserta didik
2. Mendorong partispasi aktif peserta didik
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
5. Keterkaitan dan keterpaduan

4. Langkah-langkah Penyusunan RPP
1. Mencantumkan identitas
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
3. Menentukan materi pembelajaran
4. Menetapkan kegiatan pembelajaran
5. Memilih sumber belajar
6. Menentukan penilaian
















BAB V
TAHAPAN PENYELENGGARAAN MICROTEACHING

A. Langkah-langkah Pembelajaran Mikro
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran mikro adalah sebagai berikut :
1.      Pengenalan pembelajaran mikro
2.      Penyajian model dan diskusi
3.      Perencanaan / persiapan
4.      Praktek, pengamatan, rekaman
5.      Diskusi umpan balik
6.      Perencanaan/ persiapan ulang
7.      Praktek ulang, pengamatan ulang, rekaman ulang
8.      Diskusi umpan balik

Langkah Pertama :
     Sebelum mahasiswa calon guru diperkenalkan dengan pengajaran microteaching dengan segala aspeknya, para mahasiswa dikirim terlebih dahulu kesekolah latihan untuk mengamati proses belajar mengajar yang berlangsung didalam kelas. Setelah itu lalu diperkenalkan konsep pembelajaran mikro dalam bentuk perkuliahan dan diskusi.

Langkah kedua :
      Pada langkah ini para mahasiswa ditugasi mempelajari berbagai komponen keterampilan mengajar. Misalnya berupa catatan, ATR, VTR, ataupun gabungan ketiganya. Pada waktu pengamatan, calon guru diharapkan mengisi lembar pengamatan untuk bahan diskusi, dalam rangka mempertinggi pemahaman terhadap komponen keterampilan yang diamatinya.

Langkah ketiga :
      Mahasiswa calon guru merencanakan dan menyusun persiapan mengajar untuk pengajaran. Dalam merencanakan dan menyusun persiapan mengajar untuk pengajaran microteaching ini disarankan agar mahasiswa calon guru memilih materi yang dikuasai dan disenangi.

Langkah ke empat A dan empat B :  
Praktek pengajaran dapat dilaksanakan pada teman setingkat ( peer teaching ).
Khsusus untuk peer teaching, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 8-10 0rang. Mahasiswa dalam setiap kelompok berlatih bersama-sama dengan bergilir memainkan peran ( tugas ) , siapa yang menjadi guru, siapa yang menjadi pengamat, dan sisanya selaku siswa. 
      Dalam proses pelaksanaan microteaching setiap mahasiswa dilengkapi dengan : RPP yang dirancang untuk 20 menit, dilengkapi dengan bahan dan media pembelajaran sesuai materi pembelajaran serta instrument penilaian proses dan hasil pembelajaran.
      Ketika mahasiswa melakukan microteaching, dosen pembimbing hendaknya berkeliling ke tiap kelompok.

Langkah kelima :
      Apabila praktik microteaching dilakukan dengan perekaman video, maka pada tahap ini hendaknya dilakukan pemutaran kembali dari rekaman itu. Sehingga calon guru dapat mengobservasi dirinya sendiri. Sesudah itu calon guru diminta pendapatnya tentang praktik/latihan tersebut.

Langkah ke enam, tujuh, delapan :
      Langkah-langkah ini mengulangi kembali pengajaran microteaching seperti pada langkah (3), (4). (5) yakni perencanaan ulang, serta diskusi, umpan balik ulang. Langkah ini dilakukan bila dianggap terdapat hal-hal yang segera harus diperbaiki. Ada pula kemungkinan bahwa langkah-langkah ini ditangguhkan pada kesempatan berikutnya atau cukup memberi catatan kesimpulan dari hasil penampilannya. Yang diperlukan dalam microteaching adanya umpan balik.

B.     PESERTA MICROTEACHING
Peserta microteaching adalah mahasiswa semester 6 yang telah lulus semua mata kuliah keilmuan dan keterampilan, mata kuliah berkarya, dan mata kuliah perilaku berkarya.

C.    WAKTU PELAKSANAAN
Microteaching dilaksanakan pada semester genap, yakni semester 6 dengan jumlah pertemuan 16 kali. Dosen pengampu mata kuliah dapat mengatur jadwal penampilan mengajar mahasiswa dalam peer teaching. Setiap mahasiswa diharapkan dapat tampil praktek pembelajaran mikro antara 3-4 kali.

D.    TUGAS DOSEN DAN MAHASISWA
Dalam rangka memberhasilkan pelaksanaan perkuliahan microteaching perlu ditegaskan
tugas dosen, tugas mahasiswa dan kewajiban mahasiswa calon guru.
Tugas dosen meliputi :
a.       Memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang keonsep dan tata laksana pembelajaran microteaching
b.      Membimbing mahasiswa dalam membuat persiapan mengajar/ rencana pelaksanaan pembelajaran yang dimikrokan.
c.       Membimbing mahasiswa untuk latihan keterampilan terbatas dan keterampilan terintegrasi

Tugas mahasiswa meliputi :
a.       Membuat persiapan mengajar latihan keterampilan terbatas dengan persetujuan dosen pembimbing rangkap tiga ( untuk dosen pembimbing, observer, mahasiswa praktikan itu sendiri )
b.      Melaksanakan keterampilan terbatas dan diskusi
c.       Bertindak sebagai observer dengan persetujuan dosen pembimbing

Kewajiban mahasiswa meliputi :
a.       Hadir diruangan paling lambat 10 menit sebelum pelatihan dimulai 
b.      Menyiapkan kelengkapan yang dibutuhkan untuk pengajaran keterampilan  terbatas 
c.       Pada waktu pembelajaran mikro berlangsung, hendaklah bersikap sebagai guru, siswa (peer teaching) dan observer (pengamat)

BAB VI
FEEDBACK DAN PENILAIAN

A.    Feed Back
Dalam pembelajaran mikro hasil pencatatan observasi oleh supervisor/pembimbing, guru pamong atau mahasiswa, dikumpulkan sebagai data untuk feedback, yaitu untuk didiskusikan, dilihat/didengar kembali penampilan keterampilan dalam pembelajaran mikro.
B.     Penilaian
Untuk memberikan nilai akhir untuk setiap mahasiswa peserta microteaching, yang berwewenang untuk menilai adalah Dosen Pembimbing atau Pengampu Microteaching. 

1.      Penilaian bersifat :
·         Terbuka, artinya diketahui sedini mungkin segala informasi yang relevan dengan    penilaian Microteaching oleh pihak yang dinilai dan yang menilai.
·         Utuh, artinya penilaian Microteaching harus dilakukan secara utuh agar informasi yang      diperoleh tentang penampilan mahasiswa merupakan informasi yang lengkap dan utuh      pula.
·         Luwes, artinya penilaian Microteaching harus disesuikan dengan situasi dan kondisi.

2.      Sasaran Akhir Penilaian
·         Teori Microteaching
·         RPP Microteaching
·         Latihan Microteaching
·         Ujian Microteaching

3.      Prosedur Penilaian
Penilaian pada dasarnya untuk setiap bentuk kegiatan dalam melaksanakan Microteaching harus menggunakan form penilaian tertentu. Untuk memudahkan penggunaannya, penilaian dibuat dengan bentuk check list. Setiap butir dari aspek yang dinilai menggunakan rentang skala/nilai dari 0 - 100 ( Format terlampir).

C.    Pengumpulan Nilai 
1.       Penilaian proses
            Penilaian proses adalah penilaian terhadap mahasiswa berdasarkan pada :
·         Kemampuan didalam menyelesaikan tugas (menyusun / menyiapkan silabus, RPP, sumber belajar dan tugas lainnya). Diperoleh dari hasil koreksi tugas.
·         Kemampuan praktek, diperoleh dari hasil pengamatan 
·         Instrumen penilaian terlampir
2.      Penilaian ujian
            Penilaian ujian adalah penilaian berdasarkan kemampuan akademik / intelektual baik          secara teori maupun analisis praktek tentang ketrampilan mengajar yang dilakukan dua             kali ujian yaitu UTS dan UAS.
3.      Skor penilaian
Skor penilaian proses digabung dengan skor penilaian ujian diolah untuk mendapatkan skor nilai akhir dengan rumus :

Keterangan :
SPP  : Skor Penilaian Proses
SUTS           : Skor UTS
SUAS           : Skor UAS

SUAS diperoleh dari :
RT = Rata-rata Nilai Tugas
SP = Nilai Praktek

4.      Skala Nilai
            Untuk normalitas nilai skala skor penilaian sama seperti penilaian Mata Kuliah lainnya       yaitu untuk nilai mentah dengan skala 0 – 100 dan untuk nilai jadi dengan skala huruf E –    A; skala angka 0 – 4 dengan konversi :
0 – 39     = 0 =  E
40 – 55   = 1 = D
56 – 70   = 2 = C
71 – 81   = 3 = B
86 – 100 = 4 = A

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Kegiatan Study Wisata Museum

Makalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP)

Filsafat Pendidikan Aliran Esensialisme