Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)


1.  PENGERTIAN
Pengertian Model Pembelajaran Numbered Head Together Menurut Para Ahli :
Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.      Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.      Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.      Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

2.     KESIMPULAN
Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. model ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih siap dalam menguasai materi serta belajar menerima keanekaragaman dengan kelompok lain, karna dalam model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah.

3.     LANGKAH-LANGKAH
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT menurut Ibrahim (2000: 29) :
1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan

4.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan :
- Mampu memperdalam pamahaman siswa.
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai
- Melatih tanggung jawab siswa.
- Menyenangkan siswa dalam belajar.
- Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
- Meningkatkan rasa percaya diri siswa.
- Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama 
- Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi
- Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar.
- Tercipta suasana gembira dalam belajar
- Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa

Kelemahan :
-   Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama
-   Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
- Ada siswa yang takut diintimidasi bila Memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang mampu menguasai materi
- Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada temannya untuk mencarikan jawabnya.Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu .
- Apabila pada satu nomer kurang maximal mengerjakan tugasnya, tentu saja mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomer selanjutnya.





                                     



     5. SUMBER BACAAN

Agus, Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anita, Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.
Ismail. 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah LanjutanTingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
Miftahul, Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Robert, Slavin. 2005. Diterjemahkan dari Cooperative Learning: theory, research and practice. Bandung: Nusa Media.



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Kegiatan Study Wisata Museum

Makalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP)

Makalah Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Pertumbuhan Ekonomi