Pengukuran Angka Indeks
1. Pengertian
Angka indeks merupakan suatu ukuran statistik yang menunjukkan perubahan suatu variabel atau sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama lain, baik pada waktu atau tempat yang sama atau berlainan. Angka indeks adalah angka relatif yang dinyatakan dalam persentase.Biasanya untuk kesederhanaan, bentuk persentase bisa dihilangkan.Dalam bidang ekonomi, pada dasarnya terdapat tiga macam angka indeks.
Angka indeks
merupakan sebuah alat angka matematik yang digunakan untuk menyatakan tingkat
harga, volume perniagaan dan sebagainya dalam periode tertentu, dibandingkan
dengan tingkat harga, volume perniagaan suatu periode dasar, yang nilainya
dinyatakan dengan 100.Sedangkan menurut Samsubar Saleh, angka indeks merupakan
suatu analisis data statistik yang terutama ditujukan untuk mengukur berapa
besarnya fluktuasi perkembangan harga dari berbagai macam komoditas selama satu
periode waktu tertentu.Dalam suatu analisis perekonomian, angka indeks mempunyai
peranan yang sangat besar, karena dapat digunakan untuk mengetahui besarnya
laju inflasi mapun deflasi yang terjadi di negara tertentu.
Angka indeks
dapat sebagai indikator yang penting untuk menentukan kebijakan apa yang harus
diambil oleh pemerintah guna mengatasi permasalahan dalam perekonomian.
Misalnya, dengan mengetahui perkembangan produksi suatu produk tahun sekarang
dibandingkan produksi tahun yang lalu atau perkembangan penduduk tahun sekarang
dibandingkan tahun yang lalu, maka pemerintah akan dapat mengambil kebijakan
untuk mengembangkan produksi produk tersebut dan mengatasi pertumbuhan penduduk
yang terlau cepat.
Dalam
menghitung angka indeks, waktu atau tahun yang lalu disebut sebagai tahun dasar
(base periods atau base year), yaitu waktu atau tahun yang dijadikan dasar
untuk menentukan perkembangan suatu harga atau berfungsi sebagai waktu atau
tahun pembanding. Penentuan tahun dasar untuk menghitung angka indeks perlu
memperhatikan tiga faktor, yaitu: a) Tahun dasar hendaknya dipilih pada waktu
kondisi perekonomian yang relatif stabil; b) Jarak antara tahun dasar dengan
tahun sekarang tidak terlalu jauh; dan c) Penentuan tahun dasar hendaknya
memperhatikan kejadian-kejadian penting, misalnya tahun pada saat terjadinya
kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik dan lain-lain.
Angka indeks
adalah nilai relatip dengan angka dasar 100 persen atau perkalian 100
persen.Angka indeks dipakai sebagai indikator perubahan satu atau
bermacam-macam hal tertentu.Angka indeks penting untuk kegiatan bisnis dan
ekonomi.Dari angka indeks dapat diketahui maju mundurnya atau naik turunnya
suatu usaha atau kegiatan.Jadi tujuan pembuatan angka indeks sebetulnya adalah
untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya perubahan dalam dua waktu yang
berlainan misalnya indeks harga untuk mengukur perubahan harga (berapa
kenaikannya atau penurunannya), indeks produksi untuk mengetahui perubahan yang
terjadi dalam kegiatan produksi, indeks biaya hidup untuk mengukur tingkat
inflasi, dll.
Indeks harga
sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi suatu negara, sebab kenaikan atau
penurunan harga merupakan informasi penting untuk mengetahui perkembangan
ekonomi. Harga yang berlaku di pasar merupakan indeks harga konsumen, yang
sangat penting untuk menentukan kebijakan perekonomian di masa yang akan
datang.
2. Jenis – jenis Angka Indeks
A. Angka Indeks Harga (Price Relative)
Indeks harga
adalah angka yang menunjukkan perubahanmengenai harga-harga barang, baik harga
untuk satu macam barang maupun berbagai macam barang, dalam waktu dan tempat
yang sama atau berlainan.
B. Angka Indeks Jumlah (Quantity
Relative)
Indeks
jumlah adalah angka yang menunjukkan perubahanmengenai jumlah barang sejenis
atau sekumpulan barang yang dihasilkan, digunakan, diekspor, dijual, dan
sebagainya untuk waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
C. Angka Indeks Nilai (Value Relative)
Indeks nilai
adalah angka yang dapat dipergunakan untukmengetahui nilai mengenai barang yang
sejenis atau sekumpulan barang dalam jangka waktu yang diketahui.
Contoh soal:
Bila harga barang tahun 2002 adalah Rp8.000,00 per kilogram, kemudian pada tahun 2003 menjadi Rp10.000,00 per kilogram, maka indeks harga barang tersebut pada tahun 2003 adalah sebagai berikut.
Contoh soal:
Bila harga barang tahun 2002 adalah Rp8.000,00 per kilogram, kemudian pada tahun 2003 menjadi Rp10.000,00 per kilogram, maka indeks harga barang tersebut pada tahun 2003 adalah sebagai berikut.
10.000/8.000
x 100% = 125%
Jadi, harga
barang pada tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar 25%.
Peranan
indeks harga dalam ekonomi antara lain sebagai berikut.
- Indeks harga merupakan petunjuk atau barometer dari kondisi ekonomi umum. Hal ini mengandung maksud sebagai berikut. *) Indeks harga grosir dapat menggambarkan secara tepat tentang tren perdagangan. *) Indeks harga diterima petani dapat menggambarkan kemakmuran di bidang agraria.
- Indeks harga umum merupakan pedoman bagi kebijakan dan administrasi perusahaan.
- Indeks harga dapat dipergunakan sebagai deflator, maksudnya bahwa pengaruh perubahan harga dapat dihilangkan dengan cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang sesuai. Proses ini dinamakan proses deflasi dan pembaginya disebut deflator.
- Indeks harga dapat dipakai sebagai pedoman bagi pembelian barang-barang. Maksudnya ialah harga barang yang dibeli dapat dibandingkan dengan indeks harga eceran atau indeks harga grosir agar dapat diukur efisiensi pembelian barangbarang yang bersangkutan.
- Indeks harga barang-barang konsumsi merupakan pedoman untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa inflasi.
Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), adapun jenis –jenis angka indeks adalah:
- Angka indeks perdagangan besar.
- Angka indeks konsumen.
- Angka indeks harga sembilan bahan pokok.
Beberapa kemungkinan
dalam penghitungan indeks harga, yaitu:
- jika indeks harga > 1, berarti harga mengalami kenaikan;
- jika indeks harga < 1, berarti harga mengalami penurunan;
- jika indeks harga = 1, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun).
3.
Penyusunan Indeks Harga
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangkapenyusunan atau perhitungan angka indeks, yang nantinya dapat digunakan sebagai data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks atau indeks harga di antaranya sebagai berikut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangkapenyusunan atau perhitungan angka indeks, yang nantinya dapat digunakan sebagai data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks atau indeks harga di antaranya sebagai berikut.
Perumusan Tujuan Penyusunan Angka Indeks
Penyusunan
angka indeks bertujuan untuk mengukur perubahan atau membandingkan perubahan
antara variabelvariabel ekonomi dan sosial. Dalam menyusun angka indeks perlu
dirumuskan tentang apa yang akan diukur, bagaimana cara mengukur, dan untuk apa
pengukuran tersebut dilakukan.
Sumber dan Syarat Perbandingan Data
Penyusunan
indeks harga selama periode tertentu membutuhkan data, baik jumlah produksi
maupun harga barang dari tahun-tahun yang bersangkutan. Dalam hal ini harus
ditentukan macam-macam barang yang akan dimasukkan dalam penghitungan angka
indeks. Kesulitan utama dalam penyusunan angka indeks adalah memilih komponen
yang termasuk sekumpulan variabel yang akan dipertimbangkan. Misalnya indeks
bahan makanan, pilihlah jenis bahan makanan yang sering digunakan oleh
masyarakat umum, akan tetapi pemilihan jenis barang harus representatif (dapat
mewakili). Cara ini biasa disebut judgment sampling (metode sampel).
Pemilihan Periode Dasar
Periode
dasar atau tahun dasar (base year/basic year) adalah periode atau tahun yang
angka indeksnya 100 atau 100%, sedangkan tahun berikutnya sebagai tahun
tertentu (given year). Adapun cara pemilihan periode dasar dapat kamu lihat
pada contoh berikut ini.
Diketahui
angka indeks dari tahun 2000 sampai 2003, yaitu:
– tahun 2000 = 100,
– tahun 2001 = 110,
– tahun 2002 = 115, dan
– tahun 2003 = 120.
– tahun 2000 = 100,
– tahun 2001 = 110,
– tahun 2002 = 115, dan
– tahun 2003 = 120.
Dari indeks
harga tersebut, yang dianggap sebagai tahun dasar adalah tahun 2000, karena
menunjukkan angka 100%.
Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih tahun dasar antara lain sebagai
berikut.
- Pemilihan periode tahun dasar dilakukan dalam keadaan perekonomian dianggap relatif stabil (normal).
- Periode dasar tidak terlalu pendek atau terlalu panjang, maksudnya jarang sekali periode dasar yang menggunakan waktu seminggu lebih lama dari lima tahun.
- Pemilihan tahun dasar atau periode dasar dapat juga berdasarkan suatu kejadian penting.
Pemilihan Timbangan (Weight)
Dalam membandingkan
suatu barang, selain faktor harga sebaiknya juga memperhatikan faktor kuantitas
sebagai timbangan (weight) atau angka-angka penimbang. Pada barang yang
dianggap penting, faktor penimbangnya akan tinggi, sedangkan pada barang yang
kurang penting akan rendah.
4. Metode
Penghitungan Indeks
Penghitungan angka indeks dapat dilakukan dengan beberapametode.Oleh karena itu, perlu dilakukan pilihan yang tepat agar tujuan angka indeks yang telah ditetapkan dapat tercapai.Pada dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka indeks yaitu sebagai berikut.
– Angka indeks sederhana atau angka indeks tidak tertimbang (simple agregative methode) dibagi dalam bentuk agregatif sederhana dan rata-rata harga relatif atau agregative relative.
Penghitungan angka indeks dapat dilakukan dengan beberapametode.Oleh karena itu, perlu dilakukan pilihan yang tepat agar tujuan angka indeks yang telah ditetapkan dapat tercapai.Pada dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka indeks yaitu sebagai berikut.
– Angka indeks sederhana atau angka indeks tidak tertimbang (simple agregative methode) dibagi dalam bentuk agregatif sederhana dan rata-rata harga relatif atau agregative relative.
– Angka
indeks yang ditimbang, dibagi menjadi bentuk agregatif sederhana dan rata-rata
harga relatif tertimbang.
- Angka Indeks Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana
Angka indeks
yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga tidak tertimbang meliputi indeks
harga, kuantitas, dan nilai.Marilah kita simak pembahasannya masing-masing.
1) Angka indeks harga (price = P)
1) Angka indeks harga (price = P)
Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Contoh:
Berdasarkan
data di atas, maka angka indeks harga tahun 2004 adalah:
IA = 1.500/1.300 x 100 = 115,38%
IA = 1.500/1.300 x 100 = 115,38%
Jadi, harga
tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 15,38%.
2) Angka indeks kuantitas (quantity = Q)
Keterangan:
IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Contoh:
IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Contoh:
Berdasarkan
data di atas, maka angka indeks kuantitas tahun 2004 adalah:
IA = 1000/800 x 100 = 125%.
IA = 1000/800 x 100 = 125%.
Jadi, pada
tahun 2004 terjadi kenaikan kuantitas sebesar 25%.
3) Angka indeks nilai (value = V)
Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar
Penghitungan
angka indeks dengan metode agregatifsederhana mempunyai kebaikan karena
bersifat sederhana, sehingga mudah cara menghitungnya. Akan tetapi, metode ini
mempunyai kelemahan yaitu apabila terjadi perubahan kuantitas satuan barang,
maka angka indeksnya juga akan berubah.
b. Angka
Indeks Tertimbang
Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada pembahasan berikut ini.
Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada pembahasan berikut ini.
1) Metode
agregatif sederhana
Angka indeks tertimbang dengan metode agregatif sederhana dapat dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.
Angka indeks tertimbang dengan metode agregatif sederhana dapat dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.
Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
Contoh
penghitungan angka indeks harga dapat kamu lihat pada tabel berikut.
Berdasarkan
data di atas, maka angka indeks harga tahun 2004 dapat dihitung dengan cara:
Jadi, pada
tahun 2004 terjadi kenaikan harga 10,61%.
2) Metode
Laspeyres
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang ditimbang dengan faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang ditimbang dengan faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Untuk lebih
jelasnya tetang penghitungan angka indeks Laspeyres, perhatikan contoh di bawah
ini.
Berdasarkan
data di atas, maka indeks Laspeyres dapat dihitung sebagai berikut.
IL = 210.000/200.000 x 100 = 105%. Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 5% pada tahun 2004.
IL = 210.000/200.000 x 100 = 105%. Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 5% pada tahun 2004.
3) Metode
Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn.
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn.
IP = angka
indeks Paasche
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya
Berikut
adalah contoh penghitungan angka indeks tertimbang dengan metode Paasche.
Berdasarkan
data di atas, maka indeks Paasche dapat dihitung sebagai berikut.
IP = 242.500/240.000 x 100 = 101,04%
IP = 242.500/240.000 x 100 = 101,04%
Berarti
terjadi kenaikan harga sebesar 1,04% pada tahun 2004.
Dari Metode
Laspeyres dan Metode Paasche terdapat suatu kelemahan sebagai berikut.
- Angka indeks Laspeyres mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan lebih besar (over estimate), karena pada umumnya harga barang cenderung naik, sehingga kuantitas barang yang diminta mengalami penurunan. Dengan demikian besarnya Qo akan lebih besar daripada Qn.
- Angka indeks Paasche mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan cenderung lebih rendah (under estimate), karena dengan naiknya harga akan menyebabkan permintaan turun, sehingga Qn lebih kecil daripada Qo.
Untuk
menghilangkan kelemahan tersebut dilakukan dengan cara mengintegrasikan angka
indeks tersebut, yaitu dengan menggunakan metode angka indeks Drobisch and
Bowley.
4) Metode Drobisch and Bowley
Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley dapat dirumuskan sebagai berikut.
4) Metode Drobisch and Bowley
Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
D = angka indeks Drobisch
IL = angka indeks Laspeyres
IP = angka indeks Paasche
Contoh soal:
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche, pada soal di atas dapat dihitung besarnya indeks Drobisch sebagai berikut.
D = angka indeks Drobisch
IL = angka indeks Laspeyres
IP = angka indeks Paasche
Contoh soal:
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche, pada soal di atas dapat dihitung besarnya indeks Drobisch sebagai berikut.
Berarti
terdapat kenaikan harga 3,02% pada tahun 2004.
5) Metode
Irving Fisher
Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher merupakan angka indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi dengan cara mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher merupakan angka indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi dengan cara mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche.
Berdasarkan
penghitungan angka indeks Laspeyres dan Paasche, maka dapat dihitung besarnya
indeks Irving Fisher sebagai berikut.
Berarti
terdapat kenaikan harga 3,00% pada tahun 2004.
6) Metode
Marshal Edgewarth
Menurut
metode ini, angka indeks ditimbang dihitung dengan cara menggabungkan kuantitas
tahun dasar dan kuantitas tahun n, kemudian mengalikannya dengan harga pada
tahun dasar atau harga pada tahun n.
Angka indeks Marshal Edgewarth dapat dirumuskan sebagai berikut.
Angka indeks Marshal Edgewarth dapat dirumuskan sebagai berikut.
Untuk lebih
jelasnya, perhatikan data pada tabel di bawah ini agar kamu dapat mencari angka
indeks Marshal Edgewarth.
Berdasarkan
data di atas, maka angka indeks Marshal Edgewarth dapat dihitung sebagai
berikut.
- Angka Indeks Rantai
Angka indeks
rantai adalah penghitungan angka indeks dengan menggunakan tahun sebelumnya
sebagai tahun dasar. Misalnya menghitung angka indeks tahun 2000 dengan tahun
dasar 1999, angka indeks tahun 2001 dengan tahun dasar 2000, dan angka indeks
tahun 2002 dengan tahun dasarnya 2001.
Indeks
rantai dapat dihitung sebagai berikut.
– Indeks tahun 2000 = 500/500 × 100 = 100,00
– Indeks tahun 2001 = 600/500 × 100 = 120,00
– Indeks tahun 2002 = 700/600 × 100 = 116,67
– Indeks tahun 2003 = 800/700 × 100 = 114,29
– Indeks tahun 2004 = 900/800 × 100 = 112,50
– Indeks tahun 2000 = 500/500 × 100 = 100,00
– Indeks tahun 2001 = 600/500 × 100 = 120,00
– Indeks tahun 2002 = 700/600 × 100 = 116,67
– Indeks tahun 2003 = 800/700 × 100 = 114,29
– Indeks tahun 2004 = 900/800 × 100 = 112,50
KERANGKA
KONSEPTUAL DAN NOTASI
Suatu angka
indeks di devinisikan sebagai angka rill yang mengukur perubahan dalam satu set
variabel yang berhubungan. Secara konseptual , angka indeks mungkin saja di
gunakan untuk membandungkan atas waktu atau ruang atau keduanya. Angka indeks
digunakan untuk menukur perubahan harga dan kuantitas atas waktu, sekaligus
sebaik pengukuran perbedaan dalam levek antar perusahaan , industri, daerah
atau negara.
Angk indeks
harga dapat di asosiasikan dengan harga konsumen, harga input dan output, harga
impor dan lain lain, sedangkan angka indeks kualitas mungkin mngukur perubahaan
dalam kuantitas yang di hasilakn atau input yang di gunakan oleh perusahaan
atau industri atas waktu atau antar perusahaan.
NOTASI
Uraian
berikut ini menggunakan notasi berikut, anggao Pij dan Yij adalah
harga dan Kuantitas, secara berurutan, harga dan kuantitas dari komoditas ke-i
( i=1,2,3…..,N) dalam periode ke-j (j=s,t).
Tanpa
kehilangan generalisasi, s dan t berhubungan dengan dua perusahaan di samping
periode waktu , dan kuantitas berhubungan dengan input dan output.
Secara
konseptual, semua angka indeks mengukur perubahan dalam level dari satu set
dari periode referensi. Periode referensi di notasikan sebagai “ periode dasar”
.
MASALAH
INDEKS ANGKA UMUM
Nilai
perubahan dari periode s dan periode t adalah rasio dan nilai komoditas dalam
periode s dan t, nilai pada harga yang bersangkutan.
Lantas :
Indeks, Vst
menukur perubahan dalam nilai dari kumpulan kuantitas dalam komoditas N
dari periode s ke t. Nyatalah Vst adalah hasil dari perubahan
dalam da komponen, harga dan kuantitas.
SedangkanVst
adalah mudahuntuk di ukur , yang lebih sulit adalah memisahkan pengaruh
perubahan kuantitas. Kita menginginkan pemisahan pengaruh, contoh, komponen
kuantitas dapat digunakan dalam mengukur perubahan kuantitas
INDEKS HARGA
OUTPUT
Untuk level
output tertentu X, angga fungsi pendapatan ( maksimum) di definisikan , untuk
tekhnologi dalam periode- t , sebagai
Rt
(P,X) = maxr {PY: (Y,X)}
Adalah
feasible dalam St
Fungsi ini dapat
di formulasikan dengan melihat kurva kemungkinan produksi (PPC) dan garis
iso-revenue ( untuk kasus dua output) di plotkan.
Indeks harga
input
Mengikuti
kerangka untuk indeks harga input yang secara essensial diadaptasi dari konus
(1924) indeks biaya hidup yang mengukur perubahan dalam biaya pemeliharaan
terhadap tingkat utilitas tertentu pada setting harga yang berbeda. Perluasan
dari konsep ini dapat mengukur angka indeks harga input dengan membandingkan
biaya menghasilkan vector output tertentu, dihubungkan dengan teknologi
produksi yang tersedia, dan level output yang ada.
Kita dapat
menggunakan fungsi biaya untuk mendefinisikan angka indeks harga input.
berdasarkan harga input yang berlaku, Wt dan Ws, dalam periode t dan s,
dapatlah di definisikan indeks harga input adalah rasio dari biaya
minimum hasilkan vector output yang ada menggunakan teknologi produksi
terseleksi secara arbitrali.
Indeks
Kuantitas Output
Dua
pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur perubahan kuantitas.Pendekatan
pertama adalah pendekatan langsung, dimana kita menderivasi formula yang
mengukur semua perubahan kuantitas dari perubahan kuantitas spesifik komoditas
individu, diukur oleh Yit/Yis. Indeks Laspeyres, Paasche, Fisher dan Tornqvist
dapat di aplikasikan secara langsung terhadap kuantitas relative. Pendekatan
kedua adalah pendekatan tidak langsung, yang menggunakan ide dasar bahwa
perubahan harga dan kuantitas terdiri dari dua komponen yang membuat perubahan
nilai atas periode s dan t. sehingga jika harga berubah di ukur secara langsung
menggunakan formula dalam kupasan sebelumnya, kemudian perubahan
kuantitas bisa di dapatkan secara tidak langsung sesudah di hitung perubahan
nilai pada perubahan harga.
1.Pendekatan Langsung
Bermacam
formula indeks kuantitas dapat di definisikan menggunakan angka indeks
harga, dengan hanya saling merubah harga dan kuantitas.
2.Pendekatan tidak langsung.
Pendekatan
tidak langsung biasanya digunakan untuk tujuan perbandingan kuantitas
antar waktu. Pendekatan ini menggunakan argumentasi dasar bahwa perubahan harga
dan kuantitas yang diukur harus memperhitungkan perubahan nilai.
3.Metode
Deflasi
Pendekatan
ini di diskusikan dalam Fisher dan Shell (1972) dan mendekati angka indeks
kuantitas tidak langsung. Pendekatan di sini adalah membagi nilai indeks dengan
nilai harga output. menggunakan teknologi periode – t, pada level input Xt.
4.Pendekatan
Samuelson dan Swamy
Dalam bagian
ini, pendekatan samuelson dan Swamy (1974) digunakan untuk mengukur perubahan
dalam level output. Pendekatan ini menggunakan fungsi pendapatan, R(X,P)
diasosiasikan dengan vector harga output (P) dan vector input (X) di bawah
produksi tertentu.
5.Pendekatan
Malmquist
Pendekatan
Malmquist adalah pendekatan yang sangat umum di gunakan untuk perbandingan
output.Pendekatan ini di dasarkan pada konsep fungsi jarak output. Indeks
Malmquist yang sama dapat di definisikan menggunakan teknologi periode-s.
kenyataannya, kita juga dapat mendefinisikan banyak alternative indeks
menggunakan perbedaan level dari X.
6.Skala
Efisiens
Pendekatan
ini diperluas dengan memisahkan perubahan efisiensi teknis CRS kedalam
skala efisiensi dan komponen efisiensi teknis VRS ‘murni’. Ini akan mencakup
perhitungan dua tambahan LP (bila membandingkan dua titik produksi),
pengulangan persamaan LP dan persamaan dengan pembatasan konveksitas (N1’ = 1)
ditambahkan pada masing- masing persamaan. Dengan demikian, kita akan
menghitung fungsi jarak relafif dari teknologi CRS dan dari teknologi VRS.
Indeks yang
diperoleh untuk masing – masing perusahaan setiap tahunnya adalah:
- Perubahan efisiensi teknis (relative terhadap teknologi CRS)
- Perubahan teknologi
- Perubahan efisiensi teknis murni (misa, relative terhadap teknologi VRS)
- Perubahan dalam skala efisiensi
- Perubahan dalam total factor productifity (TFP)
Indeks Kuantitas
Input
Sekarang
akan didiskusikan metode pengukuran perubahan dalam penggunaan input oleh
perusahaan atas dua periode, t dan s. strategi nyata dimana kita tidak akan
mencari metode lebih lanjut mengukur perubahan dengan mendeflasikan perubahan
pengeluaran input dalam periode t dan s, dengan angka indeks harga input.
Fungsi jarak
input mendefinisikan jarak antar vektor output, Y dan vektor input, Y
yang tersedia sebagai nilai maksimum, dari skala p, sehingga skala vektor
input, x/p, tetap (menjadi) layak.
Menggunakan
fungsi jarak output, kita sekarang dapat mendefinisikan indeks kuantitas input.
Sepanjang garis yang sama sebagai indeks output, kita dapat membandingkan level
input vektor Xt dan Xs, dengan mengukur fungsi jarak masing – masing dari vektor
output yang tersedia, dibawah teknologi yang tersedia.
Indeks
kuantitas input didasarkan pada fungsi jarak input Malmquist, didefinisikan
untuk vektor input, Xs dan Xt, dengan dasar teknologi periode- s dan periode-t.
sangatlah mudah, melihat bahwa indeks kuantitas dapat didefinisikan dengan
referensi teknologi setiap periode lain.
Transitivitas
dalam perbandingan Multilateral
Dalam bagian
ini kita pertimbangkan permasalahan penurunan angka indeks harga dan kuantitas
pada titik tertentu. Masalah ini muncul bila kita membandingkan tingkat
produktifitas, output dan input antar Negara, daerah, perusahaan, pabrik dan
lainnya. Dalam kasus demikian diperlukan perbandingan berpasangan, misalnya
perbandingan antar seluruh pasangan perusahaan. Anggaplah akan diturunkan suatu
indeks, Ist, untuk pasangan (s,t) menggunakan formula yang kita pilih.
Dipertimbangkan semua pasangan (s,t) dengan s,t = 1, 2, …, M. kemudian akan
diperoleh matriks perbandingan antar semua pasangan perusahaan.
Komentar
Posting Komentar